Budaya Merokok Memicu Perkembangan Peradaban
Kebiasaan merokok memang jelek karena menggerogoti kesehatan tubuh,
mengacaukan keseimbangan keuangan dan mengganggu orang di lingkungan
sekitar. Tapi ada hal yang menarik dari dunia yang mengagungkan asap
ini.
Tidak ada asap kalau tidak ada api.
Kalau diamati ternyata perkembangan bentuk dan struktur rokok tidak
banyak berubah dari masa ke masa. Paling sederhana adalah daun jagung,
selanjutnya adalah rokok kretek aliran populer maupun aliran non
mainstream, dan paling mutakhir adalah rokok filter seperti kebanyakan
di pasaran saat ini. Semua
brand (maksudnya merek, tapi maaf kata "merek" sengaja tidak digunakan karena kata bentukan tersebut menjadi mirip dengan kata "
ngejablay")
dibedakan dari ramuan dan kandungan bumbu yang digunakan. Masing masing
memiliki resep rahasia sehingga asap yang dihasilkan ketika dibakar
menjadi sesuatu yang nikmat bagi para perokok.
Pemantik api atau geretan adalah bagian komplementer, keberadaannya
melengkapi, bagi dunia rokok. Keberadaan geretan tak dapat dipisahkan
dari rokok. Rasanya dunia tidak akan sempurna jika hanya ada salah
satunya saja. Perokok butuh api, butuh alat pembuat api kecil yang dapat
dibawa bawa. Bisa jadi kemudahan mendapatkan pemantik api memicu
kenaikan jumlah perokok, dan banyaknya perokok menjadi pemacu daya
kreativitas untuk membuat pemantik yang sederhana dan murah.

Berikut
ini adalah sebagian perkembangan pemantik api dari masa ke masa yang
masih dikenal. Dimulai dari korek api kayu. Ada yang menamakannya korek
jos, setelah digesek keluar bunyi ngejos. Setelah hutan mulai menipis
dan kayu semakin mahal, korek seperti ini mulai menjadi berharga.

Ada
lagi namanya korek gas. Bahan bakar gas cair disimpan dalam benda yang
terbuat dari plastik. Agar menghasilkan api gas tersebut disemburkan
pada percikan api yang dihasilkan dari gesekan batu logam pada korek
tersebut. Murah dan sederhana, tapi tidak aman karena dapat dianggap
sebagai bom molotov murah. Bahan plastik mudah pecah, maka akan sangat
berbahaya kalau dibanting di pom bensin atau dekat bahan bahan mudah
terbakar.

Bahkan
di dalam kendaraan roda empat umumnya terdapat fasilitas pemantik api.
Mungkin produsen mobil tahu bahwa para sopir kebanyakan adalah perokok.
Agar memenuhi kaidah keselamatan, kemudahan dan kesederhanaan biasanya
di mobil digunakan korek api dari filamen pemanas, gulungan logam yang
berfungsi sebagai resistor dan akan berpijar jika diberi arus.

Kalau
berikut ini, pemantik api ternyata bukan sekedar pemantik api.
Wilayahnya lebih condong ke arah style atau gaya. Bahkan pemilik
pemantik jenis ini terkadang malah bukan perokok tulen. Merek yang
terkenal jadi acuan gengsi untuk pemantik api jenis ini adalah Zipo. Di
daerah jawa ada tandingannya yaitu "zipo jawa", hidupnya mengandalkan
uap minyak tanyah yang tersimpan pada kapas di dalamnya. Uniknya kalau
geretan ini ngadat sulit menyala, bagian kapas di dalamnya dibuka untuk
ditiup agar uap minyak dapat mengalir keluar.


Jika
saja pemantik api tidak berkembang seperti saat ini, mungkin para
perokok bakal susah hati membawa bawa geretan geretan purba. Pasti hal
ini akan mengurangi kenikmatan dalam merokok, karena para perokok lebih
banyak direpotkan dalam hal membawa pemantik dan mendapatkan api. Untuk
merokok harus berkeringat keringat dahulu sampai mendapatkan api. Ketika
tiba tiba ada seorang perokok mendekat untuk meminta api karena
mengetahui bahwa yang dimintai api adalah perokok juga. Paling paling
jawabannya, " Nih, silahkan gesek sendiri!......"
Bahkan, mungkin para perokok akan jauh lebih berkurang jika saja untuk
membuat api setiap orang harus membawa 2 buah batu kering di kantongnya.
Batu yang saling diadu untuk dapat menghasilkan percikan api.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar